Rabu, 23 November 2011

Sejarah Old Trafford



Manchester United adalah salah satu tim sepakbola terbaik di Dunia. Maka tak heran jika mereka mempunyai kandang yang tak kalah terbaiknya di Dunia, Old Trafford, ituah nama stadion kebanggan klub Manchester united United dan kebanggan seluruh pendukung manchester united. Di situlah para suporter menyanyikan lagu Glory glory Manchester United. Dan disitu pulalah Tim Manchester ...united membangun mimpinya
Stadion ini mempunyai sejarah yang sangat panjang, Stadion milik manchester united ini dibangun sekitar 32 tahun setelah klub manchester berdiri. Pada awalnya Para pemain Manchester united hanya bermain di lapangan kecil di North Road di dekat stasiun kereta api Piccadily, kemudian pindah ke lapangan Bank Street, Dan barulah setelah 32 tahun atau tepatnya setelah mendapat trophi divisi 1 pertama mereka, mereka baru memakai stadion kebanggan ini. Partai Manchester United pertama yang dilakoni di Stadion ini adalah saat melawan Liverpool 19 Februari 1910.
"The Theatre of Dreams", begitulah sir Bobby Charlton menyebut stadion ini. Stadion kebanggan milik tim sepak bola Manchester United ini memang bagaikan sebuah lapangan panggung drama yang sudah menyajikan beribu-ribu bahkan berjuta-juta aksi manchester united dalam mengarungi ketatnya dunia persepakbolaan. Sudah tak terhitung sudah berapa ratus bintang yang terlahir di Sini.

10 Keputusan Terbaik Sir Alex Ferguson






Tak ada yang memungkiri jika Sir Alex Ferguson merupakan manajer tersukses saat ini. Kemampuan Fergie meracik strategi plus keputusan-keputusan jelinya membuat Manchester United nyaris tak tersentuh. Sebanyak 12 gelar Liga Inggris dan dua gelar Liga Champions menjadi bukti yang sulit disangkal bahwa manajer asal Skotlandia ini memang mumpuni. Prestasi Fergie juga membuat United berhasil melampaui rekor 18 gelar Liga Inggris milik Liverpool.

Inilah Photo Pacar dan Istri Pemain Manchester United



Wayne Rooney dan Coleen Rooney


Paul Scholes dan Claire


Kenapa Stadion di Liga Inggris Tidak Memakai Pagar Pembatas ??

Kalian pasti sudah tahu dengan kerusuhan yang dilakukan supporter Liverpool di Belgia sewaktu final Liga Champions lawan Juventus. Kerusuhan yang terjadi 29 Mei 1985 yang kemudian dikenal dengan Tragedi Heysel ini memakan korban jiwa 39 orang. Tragedi tersebut berdampak besar bagi sepakbola Eropa.
Ada kesalahan tentu ada sanksi. Soal kerusuhan dan pelanggaran, Eropa paling tegas. UEFA akhirnya melarang Liverpool main di Eropa selama 5 tahun. Dan uniknya, FA (Konfederasi Sepakbola Inggris) malah ikut2an nambahi hukuman. Dan yang lebih unik, bukan cuma Liverpool, tapi semua klub Inggris nggak boleh main di luar Inggris selama 5 tahun! Dan yang paling unik, ternyata gak ada protes dari klub2 yang kena sanksi.

Hukuman FA nggak berhenti di situ. Ada banyak perubahan parameter keamanan lainnya.

Selasa, 22 November 2011

Kisah dibalik Banner-Baner Manchester United

" Bagi para pecinta Manchester United, banner bukan hanya sepotong kain/kardus/pakaian yang digunakan untuk mendukung tim yang mereka cintai itu, tapi juga merepresentasikan sejarah dan juga tradisi yang ada dalam tim tersebut. "

Berikut adalah beberapa banner suporter MU yang mempunyai banyak cerita didalamnya


"YOU TOLD US TO COME BACK WHEN WE'VE WON 18...WE ARE BACK"


Liverpool memang saingan terbesar Manchester United. Sejak tahun 1990, MU berhasil memenangkan 18 gelar tanpa terkalahkan. Ketika bertanding melawan Liverpool musim lalu, suporter MU membawa banner ini ke stadiun Anfield bahwa MU telah memenangkan 18 gelar, dan mereka akan meraih gelar mereka yang ke 19. Sedikit sombong? Mungkin...

Sabtu, 19 November 2011

Kisah Pemain 'Class of 92' Manchester United


Class of 92 adalah sekumpulan pemain muda berbakat emas lulusan Akademi Manchester United. Para pemain muda ini dilatih seintensif mungkin agar menjadi pemain hebat. Hasilnya, pada tahun 1992 mereka meraih gelar juara FA Youth Cup. Usia mereka rata-rata 18 tahun. Class of 92 sering juga disebut dengan Fergie Babes, ini karena mereka adalah pemain yang direkomendasikan oleh Alex Ferguson untuk menjadi pemain inti MU saat itu, walau usia mereka masih sangat muda.

Class of 92 Sejumlah nama yang dipromosikan ke tim utama, antara lain David Beckham, Gary Neville, Phillip Neville, Ryan Giggs, Paul Scholes, Nicky Butt, Keith Gillespie, Robbie Savage, dan Simon Davies. Alhasil, pada musim 1992-1993, MU meraih gelar juara Liga Inggris dengan kontribusi dari sebagian besar pemain muda tersebut. Yang pasti tim muda Manchester United tahun 1992 ini merupakan tim yang terbilang sulit untuk disamai. Beberapa pemain Class of 92 sekarang telah menjadi pemain kaliber internasional. Sebutlah David Beckham, Gary Neville, Phillip Neville, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Nicky Butt. Ini membuktikan bahwa Manchester United bukan hanya klub yang sukses secara komersial saja, tetapi akademi mereka memang mumpuni untuk melahirkan bintang-bintang baru. Berikut adalah kisah beberapa pemain Class of 92....

Kisah Tragedi Heysel Yang Mencoreng Sepak Bola Inggris


Tragedi Heysel terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 di mana pada saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions). Peristiwa ini merupakan sejarah buram persepak bolaan Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya. Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi. Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.
Meskipun terjadi peristiwa yang mengenaskan dengan jumlah korban yang begitu besar, panitia memutuskan untuk terus melanjutkan pertandingan. Kick off dilakukan setelah kapten kedua kesebelasan meminta penonton untuk tenang. Alasan lain adalah untuk meredam atmosfer kerusuhan yang mulai menyebar. Tifosi Ultras Juventus di bagian lain stadion sempat akan melakukan pembalasan. Mereka mencoba untuk bergerak ke arah pendukung Liverpool namun berhasil dicegah satuan keamanan. Dengan dimulainya pertandingan maka suasana bisa mulai dikendalikan. Pertandingan itu sendiri dimenangi Juventus dengan hasil akhir 1 - 0. Michel Platini mencetak gol semata wayang Juventus dari titik penalti setelah Michael Platini dilanggar oleh pemain Liverpool

Tragedi Munich Air (Manchester United)


Pada tahun 1945, Matt Busby ditunjuk menjadi manager dari tim yang berbasis di Old Trafford ini. Dia meminta sesuatu yang tidak biasa pada pekerjaannya, seperti menunujuk tim sendiri, memilih pemain yang akan direkrut sendiri dan menentukan jadwal latihan para pemain sendiri. Dia telah kehilangan lowongan manager di klub lain, Liverpool F.C., karena pekerjaan yang diinginkannya itu dirasa petinggi Liverpool adalah pekerjaan seorang direktur, tetapi United memberikan kesempatan untuk ide inovatifnya. Pertama, Busby tidak merekrut pemain, melainkan seorang asisten manager yang bernama Jimmy Murphy. Keputusan menunjuk Busby sebagai manager merupakan keputusan yang sangat tepat, Busby membayar kepercayaan pengurus dengan mengantar United ke posisi kedua liga pada tahun 1947, 1948 and 1949 dan memenangkan Piala FA tahun 1948. Stan Pearson, Jack Rowley, Allenby Chilton, dan Charlie Mitten memiliki andil yang besar dalam pencapaian United ini

SEJARAH | Maskot united Fred The Red


Pada saat era Premier League mulai bergulir,maskot united diganti lagi menjadi sesosok setan lucu berwarna merah… hal itu mengacu pada julukan Man United yang tak lain adalah SETAN MERAH. Maskot itu diberi nama “Fred The Red ” dan selalu ada setiap pertandingan Manchester United …
Kenapa maskot Man Utd 'Fred The Red' pake no punggung 55 ??
...
Angka 55 buat mengenang kematian john ferdal, orang yg dsebut2 'setan merah' dlm dunia perang. John ferdal yang pada waktu itu berusia 55 th masih sanggup membela inggris waktu perang dan ia adalah
pemimpin yang memakai kostum berwarna merah dan ia pun meninggal dunia karena kehabisan darah di kota Manchester dan pada waktu old trafford terkena bom oleh jerman ternyata banyak juga yg menjadi korban tewas dan yang selamat itu berjumlah 55 orang berkat keberanian dan usaha dari ferdal.

fred the red Manchester United

SEJARAH Manchester United Era Sir Matt Busby Busby (1945–1969)

Pada tahun 1945, Matt Busby ditunjuk menjadi manager dari tim yang berbasis di Old Trafford ini. Dia meminta sesuatu yang tidak biasa pada pekerjaannya, seperti menunujuk tim sendiri, memilih pemain yang akan direkrut sendiri dan menentukan jadwal latihan para pemain sendiri. Dia telah kehilangan lowongan manager di klub lain, Liverpool F.C., karena pekerjaan yang diinginkannya itu dirasa petinggi Liverpool adalah pekerjaan seorang direktur, tetapi United memberikan kesempatan untuk ide inovatifnya. Pertama, Busby tidak merekrut pemain, melainkan seorang asisten manager yang bernama Jimmy Murphy. Keputusan menunjuk Busby sebagai manager merupakan keputusan yang sangat tepat, Busby membayar kepercayaan pengurus dengan mengantar United ke posisi kedua liga pada tahun 1947, 1948 and 1949 dan memenangkan Piala FA tahun 1948. Stan Pearson, Jack Rowley, Allenby Chilton, dan Charlie Mitten memiliki andil yang besar dalam pencapaian United ini.

LEGENDA NOMOR KERAMAT UNITED " 7 "

        Nomor Punggung 7 di Squad The Red Devil memang dianggap skaral, dan tidak semua pemain mudah untuk mengenakan nomur punggung tersebut, dari beberapa pemain yang mengenakan no.7, mereka pasti pemain yang mempunyai skill yang di atas rata-rata, dan konon manchester united tidak akan sukses tanpa mereka. bener ngga yah ?
 George Best

Ialah pemakai nomor punggung 7 pertama Manchester United lahir di Belfast, Irlandia Utara, 22 Mei 1946 – meninggal di London, Inggris, 25 November 2005 pada umur 59 tahun) merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Irlandia Utara. Dia pernah membela klub utamanya seperti Manchester United, Dunstable Town, Stockport County, Cork Celtic, Los Angeles Aztecs, ...Fulham, Fort Lauderdale Strikers, Hibernian, San Jose Earthquakes, Bournemouth, Brisbane Lions, dan Tobermore United.

Mengapa Green and Gold?


Mengapa bukan merah, biru, atau hitam yang jelas-jelas adalah warna-warna yang lebih mewakili Manchester United di era saat ini?
Kita sebagai pendukung Manchester United nun belasan ribu kilometer jauhnya dari kota Manchester itu sendiri tentu bertanya-tanya: apa sih signifikannya memakai warna hijau dan emas untuk memperbaiki keadaan di dalam klub yang kita cintai ini?

Well, ternyata bukan hanya kita yang sempat melongo seperti itu. Di forum RedCafe pun hal ini sempat menjadi perdebatan sengit. Ide yang awalnya dicetuskan seorang ber-nickname Chatmaster di RedIssue ini memang mendapat sambutan hangat para supporter United di sana. Tapi toh tak semuanya sependapat. Beberapa orang sempat mendebat ide ini dengan argumen bahwa efektivitasnya diragukan. Mereka lebih memilih untuk memboikot pembelian produk-produk dan merchandise United dan menolak untuk masuk ke stadion saat pertandingan. Dengan hal ini, diharapkan pemasukan United akan menurun dan klub akan benar-benar terpuruk sehingga memaksa Glazer menjual semuanya ke pihak lain.

Mengenang Kebisingan Jumbojet di Old Trafford


Tingkat Kebisingandi Old Trafford pernah diukur lebih keras dari kebisingan deru pesawat jumbojet yang hendak melakukan takeoff. Sekarang, mempunyai tingkat kebisingan setara dengan Fokker pun sudah cukup baik.

Suporter adalah pemain ke-12 dalam setiap tim sepakbola. Dukungan dan teriakan dari mereka adalah oksigen tambahan yang memompa jantung para pemain yang berlaga di lapangan lebih kencang lagi. Saban kali Manchester United berlaga di Old Trafford, dukungan paling riuh rendah datang dari tribun West Stand, tempat para suporter United paling fanatik berada, tapi para United Faithfuls lebih suka menyebutnya dengan nama lama, Stretford End.

Sebelum munculnya regulasi bahwa semua tribun di stadion harus memiliki tempat duduk, Stretford End adalah teras area berdiri yang sanggup menampung 20 ribu penonton dan menghasilkan suara memekakkan telinga mampu mengintimidasi tim dan suporter lawan. Setelah munculnya keharusan semua tribun memiliki tempat duduk, maka Stretford End berubah menjadi tribun 2 tingkat di mana para suporter fanatik memilih berada di bagian atas.

Tidak perlu hadir langsung di Old Trafford untuk mengetahui seberapa kuat desibel yang dihasilkan Stretford End, tribun yang dari sudut pandang televisi selalu berada di sebelah kiri layar ini. Dari siaran televisi Indonesia pun bisa didengar seberapa kuat chants yang dinyanyikan dari Stretford End. Bila anda menonton semifinal Champions League dua musim silam saat United menjamu Barcelona, anda bisa melihat luar biasanya dukungan yang diberikan oleh Stretford End. Atau saksikan tiap kali Liverpool bertandang ke Old Trafford, maka Stretford End akan memberi sambutan paling intimidatif kepada rival abadi Manchester United tersebut.

Tapi jika kita memperhatikan partai United di Old Trafford pada beberapa pertandingan terakhir, terlihat bahwa Stretford End tidak segarang dulu lagi. Ya, masih terdengar chants khas United yang mewarnai setiap laga, tapi jika dibandingkan dengan masa lalu , maka perbedaan yang mencolok bisa didapati.

Mengapa?

Alasan Kenapa Stadion di Liga Inggris Tidak Memakai Pagar Pembatas


MAU TAHU???

Kalian pasti sudah tahu dengan kerusuhan yang dilakukan supporter Liverpool di Belgia sewaktu final Liga Champions lawan Juventus. Kerusuhan yang terjadi 29 Mei 1985 yang kemudian dikenal dengan Tragedi Heysel ini memakan korban jiwa 39 orang. Tragedi tersebut berdampak besar bagi sepakbola Eropa.
Ada kesalahan tentu ada sanksi. Soal kerusuhan dan pelanggaran, Eropa paling tegas. UEFA akhirnya melarang Liverpool main di Eropa selama 5 tahun. Dan uniknya, FA (Konfederasi Sepakbola Inggris) malah ikut2an nambahi hukuman. Dan yang lebih unik, bukan cuma Liverpool, tapi semua klub Inggris nggak boleh main di luar Inggris selama 5 tahun! Dan yang paling unik, ternyata gak ada protes dari klub2 yang kena sanksi.

Hukuman FA nggak berhenti di situ. Ada banyak perubahan parameter keamanan lainnya. Yang paling mencolok adalah menghilangkan pagar pembatas tribun penonton dan lapangan serta nggak boleh lagi ada tribun kelas berdiri (tanpa kursi) di se-antero Inggris. Di Eropa, cuma Inggris yang nggak menjual tiket tanpa kursi.
FA sempat dikecam oleh publik sepakbola Inggris, bahkan Eropa. Jelas banyak yang sewot karena tiket berdiri harganya murah meriah. Dan hal yang dianggap paling gila adalah menghilangkan pagar pembatas. Ada pagar saja rusuh, apalagi ompong melompong?
Tapi buat FA, kelas suporter berdiri justru pusatnya biang kerok. Jadi, sekarang ini semua stadion di Inggris tanpa pagar dan tidak menjual tiket bernomor kursi. FA memang organisasi berpengalaman. Ide mereka ternyata berhasil. Hilangnya pagar pembatas justru membuat dewasa suporter Inggris. Karena FA juga mencatat identitas penonton yang masuk stadion. Sekali bikin rusuh, si suporter bakal di-banned masuk stadion di seluruh Inggris untuk beberapa tahun, bahkan selamanya. Di dalam stadion juga nggak boleh terlihat pasukan polisi alias harus menyamar.

Dengan aturan tersebut, bukan berarti sepakbola Lingga Inggris 100% aman. Penggemar Setan Merah pasti tidak akan lupa dengan “tendangan kung fu” Eric Cantona kepada suporter Crystal Palace di pinggir lapangan. Atau The Kop masih ingat dengan insiden masuknya balon ke lapangan yang dilemparkan seorang remaja yang akhirnya membuat liverpool kalah dari Sunderland.
Terlepas dari hal itu, rasanya kita wajib mengacungkan 2 jempol untuk keberanian FA dan sikap dewasa para suporter Liga Inggris yang dulu sering bikin orang resah, sekarang justru relatif lebih santun.

Biografi Sir Alex Ferguson

Sir Alexander Chapman "Alex" Ferguson  CBE (lahir 31 Desember 1941 di Govan, Glasgow) adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Skotlandia, yang saat ini sedang menangani Manchester United F.C., di mana dia telah bertugas lebih dari 1000 pertandingan. Dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik dalam permainan, dia telah memenangkan lebih banyak trofi daripada pelatih manapun sepanjang sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November 1986 sampai sekarang, menggantikan Ron Atkinson. Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 10 gelar juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough (Nottingham Forest) dan Bob Paisley (Liverpool) sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali.

Kepemimpinan 25 tahun Alex Ferguson di Manchester United



Alex Ferguson akan merayakan 25 tahun kepemimpinannya di Manchester United, Minggu 6 November, pada hari timmnya menjamu Sunderland di Liga Primer.

Dengan catatan prestasi 27 piala, Ferguson menjadi manajer yang paling berhasil dalam sejarah sepak bola Inggris namun yang paling menonjol dari karakternya adalah kemampuannya untuk menyesuaikan permainan dan mengubah pendekatan.

Ferguson juga selalu menuntut para pemainnya untuk turun dengan penampilan terbaik untuk setiap pertandingan.
"Setiap pertandingan seperti yang pertama baginya. Dia gembira. Amat bersemangat. Dia amat ingin menang," kata Javier Hernandez, yang kini menjadi salah satu penyerang andalan United.

Hernandez menambahkan bahwa sikap itu yang sepertinya membuat Ferguson berbeda dengan manajer-manajer lainnya.

SEJARAH 103 TAHUN KEJAYAAN MANCHESTER UNITED




Manchester United memiliki sejarah panjang di pentas sepakbola Inggris. Setan Merah menegaskan kejayaannya selama 103 tahun sampai meraih trofi ke-19 Liga Inggris yang bernama Premier League musim ini.

MU kali pertama menjadi jawara Inggris pada 1908. Banyak catatan hebat, rekor dan drama menyertai sukses tim asal Kota Manchester itu. Glory.. Glory.. Glory Manchester United!

Berikut tahun demi tahun catatan juara The Red Devils seperti dihimpun Telegraph: 

Tahukah Anda?

Logo Manchester United, Dari Masa ke Masa

Manchester United adalah salah satu klub sepakbola terbesar dan tersukses di dunia. Klub yang bermarkas di kota Manchester, Inggris ini sudah mengoleksi puluhan piala baik dalam sekup lokal (Liga, FA, Piala Liga dan Charity Shield) maupun Eropa (Winner Cup, Champions League, Super Eropa) dan juga Dunia (Interkontinental). Dari segi pendukung, Manchester United (MU) bahkan tercatat sebagai salah satu klub dengan penggemar terbesar didunia, konon mencapai diatas 50 juta fans.

Salah satu hal yang membuat MU dikenal adalah logonya. Logo dengan dominasi warna merah dengan simbol setan & kapal diatasnya tersebar dan teraplikasi di setiap atribut MU. Baik di jersey, merchendise, website, stadion, buku dan puluhan item lainnya. Logo ini, telah mengalami beberapa kali transformasi sebelum kita mengenalnya seperti sekarang. Berikut adalah perjalanan logo MU dari masa ke masa.

RED ARMY GENERAL

 Apa itu Red Army ?

  • Red Army merupakan julukan bagi kelompok hooligans atau fans garis keras Manchester United yang lebih terkenal dengan istilah “hooligan firm” . Pada era akhir tahun 70an dan awal 80an merupakan masa dimana Red Army sangat terkenal dengan segala eksistensinya, hingga mendapatkan predikat sebagai kelompok hooligans terbesar di negeri Inggris Raya. Mereka sering kali berkelahi dengan kelompok hooligans lainnya, terutama dengan rival terberat mereka saat itu ICF ( Inter CIty Firm ) yang merupakan kelompok hooligans dari klub West Ham United. Red Army tampil dalam film dokumenter tahun 1985 berjudul ‘ hooligan ’ dimana saat itu kelompok hoolians West Ham United melakukan perjalanan away ke Old Trafford dalam pertandingan Piala FA Putaran ke-6, dan terjadi perkelahian besar dengan antara Red Army dengan ICF di sekitar Manchester seusai pertandingan. Red Army adalah nama yang diberikan kepada supporter yang selalu menemani Manchester United berlaga pada tahun 1970-an. Yang paling terkenal adalah pada tahun 1974-75, saat United terdegradasi dari divisi utama Liga Inggris dan bermain satu musim di divisi kedua. Red Army yang selalu menyebabkan kekacauan di seluruh negeri Inggris , mengunjungi stadion di mana mereka akan hadir lebih banyak dari pada fans tuan rumah. Bersama dengan suporter Bolton Wanderers saat itu, mereka menusuk penggemar muda Blackpool hingga tewas di belakang The Kop Spion di Bloomfield Road kota Blackpool saat pertandingan Divisi II pada tanggal 24 Agustus 1974, hal ini menyebabkan FA mewajibkan seluruh stadion di Inggris untuk memasang pagar tinggi. Anggota Red Army yang paling terkenal saat itu adalah Tony O’Neill (dalam foto)
  • , yang memimpin kelompok tersebut pada akhir tahun 1970 hingga sekitar tahun 2001 ketika ia dilarang menginjakkan kaki di seluruh stadion sepakbola di Inggris oleh Pemerintah setempat. O’Neill telah merilis dua buku tentang hooligan firm tersebut , yaitu Red Army General pada tahun 2004 dan The Men in Black di tahun 2006 dan kini menjadi pimpinan perusahaan Champions Sport Travel penyedia jasa bagi fans United yang ingin menghadiri pertandingan away Manchester United. Judul dari The Men In Black berasal dari aggota Red Army yang dikenal selalu mengenakan pakaian serba hitam saat menonton pertandingan , dengan insiden paling dikenang adalah ketika mereka pergi untuk men-support United melawan West Ham di Upton Park, saat itu mereka menyergap para fans West Ham mengenakan balaclava. Di saat Red Army mengunjungi suatu kota maka tempat itu akan berdengung , mereka selalu pergi dalam kelompok besar, mereka melakukan perjalanan dengan kereta api , mobil besar , bus/truk atau apapun kendaraan yang dapat mengangkut mereka ketempat tujuan karena semangat besar mereka guna mendukung tim kesayangannya. Bahkan tidak peduli jarak yang jauh, hujan atau cerah, tetap saja mereka ada di sana, berdiri dan tidak berhenti nge-chant selama pertandingan berlangsung. Selama bertahun-tahun Red Army selalu hadir di pertandingan United dengan jumlah yang besar, dan kini dalam era teknologi informasi yang sudah mendunia dengan adanya internet , Red Army makin dikenal secara global. Banyak dari fans Manchester United di seluruh dunia mendapatkan inspirasi dari mereka dalam men-support klub kebanggannya terutama dengan chant-chant mereka. Kini semakiin banyak fans United dimanapun mereka berada akan selalu menganggap dirinya sebagai Red Army.